Sabtu, 19 Oktober 2019

Tamparan Malam Yang Semu

Perdulilah kamu secukupnya. Perbanyak tidak perdulinya. Dia tertawa ketika kamu tersiksa, bangga ketika kamu peduli, dan tersenyum sinis ketika kau mengemis belas pengakuan bahwa;
"Dirimu bukan yang bersalah."

Hei dengar! Benar ataupun salah, dia tetap dia. Membencimu, menginjakmu, jangan berharap banyak dia akan mendengar. Telinganya kelu akan bisikan iblis. Berhenti, cukup sampai sini.

Perlahan kau sadar, betapa baiknya dirimu, menginjak harga diri untuk mempertahankan harga diri.
Logika nya--kau berjuang untuk hidup tapi membunuh hidupmu tanpa sadar. Jadi berhenti untuk peduli.
Egois sedikit tak apa.

Hargai dirimu!
Berhenti menyalahkannya! Semakin terpuruk kamu semakin menang dia. Tampar dia dengan bahagia mu yang membuncah.
Manusia sepertinya tak membuatmu mati terbunuh.
Menjadi tak peduli itu, menyenangkan. Dia bisa kenapa kau tidak?

Stop being immature, dear. Disgusting thing who make u look so stupid with that!

Gengsi-

Ketika rasa gengsi mengalahkan segala fakta.
Mengadakan yang tidak ada, kemudian menuai suatu hal kecil dari kebohongan menjadi drama hidup.
Padahal disini, banyak dari kita yang memilih hidup biasa saja. Jujur pada diri sendiri dan memulai segalanya dengan tidak mengedepankan gengsi.
Be brave for yourself, karena gak semua orang berani jujur pada diri sendiri, kemudian menceritakan yang jujur pula kepada orang lain. Tapi ketika kamu berani, menjatuhkan setidaknya diri sendiri sudah diajarkan untuk jujur dan apa adanya.
Pujian memang kadang datang pada yang mengarang cerita, tapi kenikmatan hidup datang pada mereka yang apa adanya.
Trust me!
If you trust your self, people will trust you more! If you enjoy your ordinary life, you will be extraordinarily happy.

Selasa, 15 Oktober 2019

Terkadang..


Terkadang aku rindu masa kecilku.
Dimana akan lebih mudah memaafkan dibanding mendendam.
Apa adanya, tidak perlu sandiwara.
Bisa tidur dengan nyaman tanpa terjebak dalam sebuah dilema rutinitas.
Bermain dan berimajinasi sesuka hati.
Seandainya aku mampu membujuk waktu.
Akan ku pinta ke masa lalu.
Bukan aku tak sanggup menua, aku hanya ingin belajar dari diriku dimasa kecil.
Melihat dunia dan menyikapi sesuatu dari sudut pandang anak lugu.
Sayangnya.. waktu terus berjalan tanpa melihat kebelakang.
Mungkin aku harus berusaha tuk menemukan sisi diriku.
Sisi anak lugu yang tulus dan melihat dunia dengan cara yang lebih menyenangkan. 

Minggu, 13 Oktober 2019

Menyapa masa lalu


Hai masa lalu.. Tidak, aku hanya ingin menyapa..Berdebukah kau?Maaf aku semakin jarang mengunjungimu.. Aku disibukan dengan masa kini dan impian masa depan.. Tenang saja, aku takkan melupakannu.. Aku hanya akan semakin jarang mengengokmu..

Hai masa lalu.. Aku hanya ingin menyapa..Terima kasih pernah ada.. Terima kasih pernah menjadi bagian perjalananku, sedih ataupun bahagia kisahmu menjadi penguat langkahku dimasa kini..Bukankah masa kini adalah hasil rentetan perjalanan masa lalu?Maka itu aku banyak berterima kasih.. 

Hai masa lalu..Aku pernah jatuh, aku pernah sakit hati tapi tenang..Sudah ku simpan semua cerita dalam sebuah kotak kenangan, yang kunamakan masa lalu, Ya kamu.. ruangmu kini semakin gelap..Aku pasti akan mengingat kembali melihat ruanganmu..Namun cuma sebentar..Aku takkan lama lama..Sekedar melihat lagi seperti apa jalan yang ku lalui dulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa atau mungkin lalai menjaga langkah..

Hai masa lalu.. Lihatlah kau bagaimana aku dimasa kiniBagaimana menurutmu?Semoga kau bangga sebab apapun yang kucapai adalah karena semua pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku..

Hai masa lalu.. Mari kita berdamai,aku dan kamu tetap belajar dewasa..Dan kita sama-sama mendewasakan keadaan yang semestinya,Doaku yang terbaik disetiap langkahmu,Pintaku satu jangan pernah hadir kembali disetiap kebahagiaanku agar aku fokus dan teguh dalam segala prinsipku,Sama seperti harimu yang bahagia,karena berkat kehadiranmu aku menjadi lebih tangguh dimasa kini,Maaf telah tertutup rapat celahmu untukku sebagai penguat langkahku dan pemantap kisah baruku dimasa depan.

Temaramei

Kata Ibu kepada lelaki itu, 
"Anak yang kau sakiti itu
aku kandung sembilan bulan
lantas aku rawat tumbuh
hingga delapan belas tahun"

"Kau dekati dia delapan minggu
kau rayu dia delapan hari
kau janjikan ia hidup bahagia delapan
puluh tahun, saat aku melihatmu mengabaikannya delapan malam lantas kau mengucapkan kata pisah delapan menit untuk luka yang tidak bisa ia tahan barang delapan detik."

Kata ibu juga kepadaku 
"Kau dari tulang rusuk nak, jangan mau dirasuk, hanya untuk dirusak dalam isak". 

Sabtu, 12 Oktober 2019

Qs. Maryam: 04



"Dan aku belum pernah kecewa..." #MenjadiHamba .

Jika Allah mengabulkan doaku maka aku berbahagia, tapi jika Allah tidak mengabulkan doaku maka aku lebih berbahagia, karena yang pertama adalah pilihanku, sedangkan yang kedua adalah pilihanNya. Begitu pesan Ali bin Abi Thalib.


Sejatinya memang bukan tak mengabulkan, tapi mengganti dengan yang lebih baik dan lebih dibutuhkan menurutNya yang Maha Tahu.

Senada dengan apa yang pernah disampaikan Umar;"Aku tak pernah mengkhawatirkan apakah do'aku akan dikabulkan atau tidak. Sebab setiap kali Allah mengilhamkan hambaNya untuk berdoa, maka Allah sedang berkehendak untuk memberi karunia. Yang aku khawatirkan adalah; jika aku tidak berdoa."

Ketika doa telah terucap, karunia Allah sedang menanti, pada waktu yang paling tepat, dalam bentuk yang paling baik.
Belajarlah dari ungkapan mesra Nabi Zakariyya, diusia tuanya menanti seorang anak, dengan lirih ia mengatakan;
"... Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku". (Qs.Maryam : Ayat 04).

Sebuah curahan hati yang penuh dengan kesantunan dan baik sangka.
Bertahun-tahun menanti kehadiran seorang anak, sampai tubuhnya ringkih dam rambut yang memutih. Namun tak terbesit kekecewaan dihatinya, karena ia tahu Allah sedang siapkan karunia terbaik dengan rencana indahNya.

Berapa banyak diantara kita yang terlalu mudah kecewa padaNya? Padahal, ada begitu banyak kelalaian diri selama ini.

Boleh jadi doa-doa yang seakan tak nampak wujud pengabulannya menjadi penebus kesalahan dan musibah yang seharusnya menimpa.
Sebagaimana yang terekam dalam hadits riwayat Imam Ahmad,
"Allah mengganti permintaam hambaNya dengan maslahat lain, menghindarkan darinya berbagai keburukan yang tanpa ia sadari".

Bahwa ujung-ujungnya pastilah sebuah kebaikan bagi mereka yang percaya.

Betapa kecilnya dunia ini untuk dijadikan sebab kekecewaan.

Kita punya mau, Rabb kita pun punya mau bahagia akan menjadi milikmu ketika apapun mauNya menjadi maumu. Kalau sudah begitu, (meminjam istilah guru saya) kita akan menjadi 'A human for all season'- manusia segala musim, pribadi-pribadi yang selalu bisa berbahagia menikmati pergiliran "musim-musim kehidupan".

Seorang hamba yang dalam sebuah keadaan senantiasa ridha kepada Rabbnya hingga kesusahan atau musibah sekalipun yang melimpanya akan berubah menjadi momen yang membahagiakan, apalah lagi hanya tentang mewujud atau tidaknya doa-doa, dia telah menyerahkan apapun yang menjadi mauNya.

Untuk mengkondisikan hati yang seperti ini berucaplah doa setiap hari;
"Radhitu Billahi Rabba..."

Hamba ridho Ya Rabb engkau sebagai Tuhan hamba, sebagai pengatur dan penetap segala urusan Karena hamba pun merindukan keridhoanMu. 

Allah SWT berfirman:
... وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا
"... dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."
(QS. Maryam 19: Ayat 4)



Tamparan Malam Yang Semu

Perdulilah kamu secukupnya. Perbanyak tidak perdulinya. Dia tertawa ketika kamu tersiksa, bangga ketika kamu peduli, dan tersenyum sinis ket...